Selasa, 07 Februari 2017

Menanti wangi sedap malam di sudut kota air

Menunggu pagi, di sudut ruang makan salah satu hotel di Kota Berair  Luwuk. Dini hari, mata tak juga terlelap. Setelah melalui perjalan panjang lintas kabupaten, seharusnya saya terbaring, merebahkan tubuh ini di atas kasur yang empuk bersama yang lainnya. Pukul 04.00 sendiri, bersama tugas yang sebentar lagi selesai. 

Desiran ombak terdengar menghantam pesisir pantai yang sedang menunggu pagi, angin laut  menerobos masuk ke jendela, masuk ke sum-sum tulang tanpa pamit. Aku masih terjaga,  tak terasa kantuk ataupun dingin.  “kenapa belum istirahat? Seseorang menyapa dari  sebuah mesenger ‘mungkin karena pengaruh kopi’ lanjutnya. entahlah...

Banyak pikiran, banya tugas, entahlah..
Ku bangunkan respsionis dengan memencet tombol yang terdapat di meja resepsionis.
‘mas, kamar mandinya dimana yah..??
Tiba-tiba mules, mungkin karena masuk angin selama perjalanan yang menghabiskan waktu sampai 8 jam untuk sampai ke kota ini tanpa menggunakan jaket.  Padahal sudah di ingatkan, tapi memang dasar pelupa.  

Berbicara tentang Kota Air. Aku tak punya kenangan special tentang kota ini, kecuali saat kami mengikuti pelatihan beberapa tahun lalu, dan hanya biasa saja menurutku. Tapi bagaimana dengan dia?  Yang seakan  kaget mendengar keberangkatan ke kota ini.

Beberapa jam, duduk, berdiskusi dengan tembok, dan laptop. Sampai pagi. Apa yang aku lakukan di sudut kafe hotel?? Tugas tak kunjung selesai...
Suara azan tiba...
Yah... hanya do’a yang bisa menenangkan hati.
Maaf Jack memaksa hadir dalam  ruang hatimu, yang aku tahu, bahwa  tak ada ruang sedikitpun untukku.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bersekolah di Masa Pandemi

 Setalah hampir dua tahun sekolah diliburkan akibat covid, akhirnya pada  senin 30 Agustus 2021 sekolah kembali dibuka untuk wilayah Tojo Un...