Dua hari yang lalu seperti mendapat ilham, tiba-tiba saya ingin menggali kemampuan saya dalam pengelolaan kerupuk yang sehat dan berbahan dasar alami.
Kali ini adalah kerupuk kelor. Awalnya saya juga pernah membuat keripik pisang. Namun sampai beberapa tahun silam usaha rumahan saya vakum, karena saya berpikir saya bukan orang bisnis.
Setelah menikah saya kemudian kembali mengasah kemampuan saya membuat keripik pisang. Dan hasilnya belum mancapai maksimal. Artinya belum se gurih dengan keripik-keripik pisang lainnya yang dijual di warung-warung. Saya ciut. Mungkin karena saya sudah lama tidak lagi membuat keripik. Dalam hati saya membatin ketika suami saya memakn keripik dengan sedikit keluha. tapi habis.
Pembuatan keripik dan kerupuk sungguh jauh berbeda. Kerupuk melalui proses yang panjang dan menggunakan tepung kanji, sebagai bahan utama setelah daun kelor. Tepung kanji berfungsi untuk menjadikan kerupuk mengembang dan gurih saat di goreng dan sebagai perekat antara daun kelor dan bahan-bahan lainnya.
Berbeda dengan keripik pisang setelah dikupas diiris tipis lalu digoreng. Kerupuk kelor mesti melalu proses pengukusan dan penjemuran, selama dua hari bila cuaca panas matahari yang bagus.
Namun sebelum dikukus, cara pembuatan adonan keripik kelor dapat dibuat dengan menyediakan bahan-bahan terlebih dahulu.
Alat dan bahan sebagai berikut :
a. Bahan
1kg tepung tapioka/kanji
100 gram tepung terigu
1 butir telur
100 gram daun kelor (yang sudah dipisahkan dari urat-uratnya)
500-700 ml air
50 gram garam
50-100 gram gula pasir.
b. Cara Pembuatan
1. Campurkan tepung tapioka, terigu, dan telur, yang telah dikocok.
2. Blender daun kelor dengan menggunakan air sebanyak 500-700 ml
3. masak sampai mendidih lalu masukkan gula, garam. Aduk hingga rata.
4. Tuangkan kedalam campuran tapioka,
5. Uleni sampai tercampur rata
6. Cetak dengan menggunakan gelas besi.
7. kukus dengan dandang lalu jemur hingga kering.
Bahan dan cara membuat diatas saya dapat dari buku pemberian ibu Mada yang telah mengikuti pelatihan Pengelolaan Program Agroindustri Pangan di Luwu beberapa tahun silam.
Ini yang membuat saya tertantang untuk mebuat beberapa macam olahan pangan yang tertulis dalam buku tersebut.
Namun ada beberapa kendala saat saya melakukan experiman pembuatan kerupuk kelor perdana ini. Pada mulanya saya sudah mengikuti bahan dan cara pembuatan diatas. Namun terjadi sedikit insiden ketika semua adonan saya masukan, adonan kemudian menjadi berair. Lalu saya berpikir adonan tersebut salah takar. saya pun menambahkan kembali dua kilo gram tepung tapioka, pun beberapa bahan lainnya 2 kali lipat. Alhasil adonanpun menjadi kering dan tidak berair.
Kejadian ini membuat saya sedikit sock, dan merasa tidak berhasil melakukan eksperiman tersebut. Saya tidak patah semangat, dan selalu berpikir positif agar selalu optimis saya pun menambahkan dua liter air.
Dan apa yang terjadi dengan adonan saya. Adonanpun kembali mencair. Saya kemudian berpikir tentang sifat kanji yang mencair dan lengket. Saya biarkan adonan tersbur mencair dan saya letakan dalam cetakan. Cetakan tersebut berbentuk pipih, saya menggunakan beberapa wadah yang saya jadikan percobaan.
Membuat tiga kilo gram adonan saya memerlukan waktu tiga jam dalam proses mengulen. Kemudian proses pengukusan berlangsung sekitar 10 jam, sampai saya menangis karena lelah..
Hari yang sangat melelahkan, bersama suami saya yang iba membantu.
Sebuah usaha tidak akan menghianati hasil.
Dan taraaaamm.....
Seperti gambar diatas.
kerupuk kelor ala saya yang renyah dan yang belum terlalu renyah sebab tercampur degan kerupuk yang belum terlalu kering..
Terima kasih. Karena sudah mau membava blog ala-ala saya yang sederhana ini.
Semoga kedepan bisa membuat kerupuk yang lebih enak lagi tanpa drama.. 🤣
Tidak ada komentar:
Posting Komentar